Tuesday, April 28, 2009

Next on O - 19 Juli 2009

The 20th and 21st Classical Contemporary Piano

O house gallery - Sunday, 19 Juli 2009 - 10 AM - 12 PM





Monday, April 6, 2009

18 - 25 Juni 2009


Pertukaran Budaya Indonesia - Jepang

18 - 25 Juni 2009 @ O house gallery



Anarko Body 24 April, 2009 - Women in the Realm of Music 26 April, 2009

ANARKO-BODY
24 April - 17 Mei 2009

Tubuh manusia adalah sebuah keajaiban yang berlangsung terus-menerus sepanjang hari yang kita lalui, berlangsung di luar (tubuh yang kita saksikan) dan di dalam diri kita juga (tubuh yang terberi pada diri kita).

Dalam sejarah senirupa kita, belum pernah terjadi tubuh menjadi medan eksplorasi yang berlangsung luas dan dalam seperti yang terjadi dalam s
enirupa Indonesia dewasa ini. Tubuh menjadi tempat untuk pulang yang paling dekat dengan diri kita dan sekaligus yang terus menyimpan pesona, kodrat, dan ketakutan-ketakutannya yang laten atas luka, tersakiti, kesehatan maupun politik identitas yang diprovokasi dari luar.

Tubuh juga menjadi tempat pulang yang paling dekat setelah menghadapi berbagai hiruk-pikuk nilai dari dunia luar, walau bisa dipastikan t
ubuh kitalah yang paling lelah dan menderita menghadapi hiruk-pikuk itu. Ketika kita kembali pulang menemui tubuh kita, mungkin yang kita temui hanyalah kelelahan yang tak bernama. Rasa absurd atau asing dengan diri kita sendiri.

Senirupa kini, yang paling banyak mengungkapkan derita-derita tubuh personal maupun tubuh sosial kita sendiri yang mungkin tidak terlalu kita sadari. Sebab, bukankah kita bisa menipu tubuh kita dengan konsumsi (makanan, pakaian), rekreasi (hiburan, liburan, olah raga atau kesenian) yang bisa kita lakukan setiap saat. T
etapi tubuh tidak memiliki kemampuan untuk menipu diri kita sendiri kalau dia lelah dan menyimpan banyak derita.

Anarko-body, merupakan tema yang dipilih dalam pameran ini dalam konteks dunia perempuan di Indonesia. Tubuh perempuan adalah tubuh yang paling memiliki kejaiban karena dia memiliki mekanisme menstruasi dan reproduksi untuk melahirkan tubuh yang lain yang disebut sebagai anaknya, dan tubuh perempuan itu pun berubah menjadi tubuh ibu. Tubuh perempuan juga tubuh yang paling banyak menghadapi kekerasan politik identitas, merasakan setiap saat kekerasan kosmetikasi ke
cantikan, serta eksploitasi dalam rumah tangga untuk melayani suami, anak-anak dan tetek-bengek rumah tangga lainnya.

Anarko-body, seperti membawa kembali tubuh kita ke titik nol. Baik tubuh sebagai representasi dari diri kita yang paling dekat untuk menyadari keberadaan kita, sampai dengan tubuh sebagai media yang paling banyak menyimpan memori-memori sosial maupun personal kita. Para perupa perempuan dalam program pameran ini (Carolina Rika Winata, Davina Stephens, Dona Prawita Arissuta dan Lelyana), dengan
kapasitas, dedikasi dan karakter seni yang mereka geluti, menyampaikan kembali politik tubuh perempuan dalam bingkai mereka masing-masing. Mutasi tubuh kepada objektifasi benda-benda maupun objek visual lainnya, menjadi mungkin terjadi sebagai bagian dari anarko-body ini. Tubuh yang dikembalikan pada titik nol yang bisa dibaca sebagai tubuh tanpa negara, tanpa kebudayaan, bahkan tanpa dirinya sendiri.

Afrizal Malna (O House Lab Curator)




Caroline Rika Winata, Dona Prawita Arissuta, Lelyana Kurniawati, Davina Stephens